Sabtu, 21 Januari 2017

PERBEDAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

            A.      MASYARAKAT  PERKOTAAN

   Masyarakat perkotaan sering disebut urban community .  Masyarakat perkotaan sering disebut  juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya  serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat  kota dihuni  oleh orang-orang yang bersifat  heterogen kedudukan sosialnya . Masyarakat kota ini pada  dasarnya  telah mengikuti dampak dari era globalisasi sehingga dapat sering kali pada umumnya  munculah suatu individualisme yakni kurangnya rasa sosialisasi antara orang lain.
Ciri-ciri masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut :
  1. Kehidupan agamanya berkurang sebab biasanya hanya duniawi saja yang di kejar nya tanpa memikirkan kelak akhirat nanti
  2. Banyak warga kota yang individualisme tanpa harus memperdulikan orang lain
  3. Warga kota pada umumnya mendapatkan pekerjaan lebih banyak dan lebih baik
  4.  Perubahan-perubahan akan terlihat nyata di kota sebab sangat berpengaruh dari budaya luar
  5.  Lebih sering terkena dampak globalisasi.
  6.  orang kota pada umumnya akan dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
  7. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
  8.  Pola pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
  9. interaksi-interaksi yang terjadi lebih berdasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

 B. MASYARAKAT PEDESAAN

   Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan berikut ini adalah sebagai berikut :
  1. Kehidupan masyarakat pedesaan masih memegang tinggi nilai keluhuran keagamaan dan juga kebudayaan
  2. Warga pedesaan sering sekali bergotong-royong ketimbang dengan individualisme
  3. Masyarakat pedesaan masih berkutat dengan hal-hal yang lama dan juga cenderung susah untuk dapat menerima hal baru
  4. Fasilitas-fasilitas masih jarang terdapat di pedesaan
  5. Akses pedesaan yang terpencil susah untuk ditempuh
  6. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
  7. Mempunyai sifat kekeluargaan yang erat
  8. berbicara apa adanya
  9. Tertutup dalam hal keuangan
  10. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
  11. Menghargai orang lain
  12. Demokratis dan juga religius
Perbedaan antara Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota:
1.      Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pendesaan berhubungan kuat dengan alam karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2.      Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian di daerah pendesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3.       Ukuran Komunitas
Komunitas pendesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.      Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.
5.      Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku. Nampak pada masyarakat pendesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduk heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga bahasa penduduk di kota lebih heterogen.
6.      Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.
7.      Pelapisan Sosial
Kelas sosial di dalam masyarakat sering Nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi di atas piramda, kelas menengah ada diantara kedua tingkat, kelas ekstrem dari masyarakat.
       Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
·      Pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi   desa.
·       Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
·       Masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
·       Ketentuan kasta dan contoh perilaku.
8.    Mobilitas Sosial.
·      Mobilitas sosial berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasi nya kelembagaan-kelembagaan.
·      Banyak penduduk yg pindah rumah.
·      Waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan bepergian setiap hari di dalam atau di luar waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan
9.    Interaksi Sosial.
       Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
10.  Pengawasan Sosial.
       Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran.
11.  Pola Kepemimpinan.
       Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota
12.  Standar Kehidupan
        Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian.
13.  Kesetiakawanan Sosial
       Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masing - masing faktor yang berbeda
14.  Nilai dan Sistem Nilai
        Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku

Aspek Negatif dan Positif dari Masyarakat Desa dan Kota.
Aspek Negatif:
·         Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persedian lahan pertanian.
·         Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produksi industri modern.
·         Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang menoton.
·         Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
·         Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Aspek Positif:
·         Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
·         Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
·         Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
·         Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
·         Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
1.      Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
Sebab-sebab Urbanisasi:
·         Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
·         Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
     Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
·      Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
·      Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
·      Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga  mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
·      Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
·      Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

      Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
·      Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
·      Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
·      Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
·      Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
·      Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah 

2.    Desa dan kota itu terdapat hubungan yang dinamakan dengan interaksi wilayah, yaitu wilayah desa dan Kota.
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih.

      Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan,  yaitu :
-          Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
-          Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi
suatu wilayah
-          Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan dan sebagainya

       Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
-          kota menjadi sasaran urbanisasi
-          terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda


Faktor Interaksi Desa – Kota:
-          Adanya wilayah – wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) artinya, terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah.
-          Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga) dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah.
-          Adanya kemudahan transfer/ pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas

Aspek Interaksi Desa – Kota:
Aspek Ekonomi, meliputi :
-      Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
-      Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
-      Meningkatkan pendapatan penduduk
-      Menimbulkan kawasan perdagangan
-      Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
Aspek Sosial, meliputi :
-      Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
-      Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
-      Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga desa dengan warga kota
Aspek Budaya meliputi :
-      Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan siswanya yang bersekolah
-      Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari masyarakat kota
-      Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan masuk desa 

Manfaat Interaksi Desa – Kota:
-          Meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota
-          Pengetahuan penduduk desa meningkat
-          Dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa
-          Dapat menumbuhkan heterogenitas mata pencarian penduduk desa
-          Terjadinya peningkatan pendapatan
-          Terpenuhinya berbagai kebutuhan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan

Dampak Interaksi Desa – Kota:
       Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah.
Kesimpulan
   Masyarakat desa dengan masyarakat kota itu sangat bertolak belakang baik dari lingkungan,cara berpikir,lapisan sosial,tingkah laku,adat  serta jumlah penduduk nya pun berbeda.
   Masyarakat desa lebih  ke tradisional dan masyarakat kota lebih mengarah ke perkembangan dunia dengan kata lain masyarakat kota itu mengikuti zaman.
   Masyarakat desa juga mengikuti zaman tetapi perilaku mereka masih di pengaruhi oleh adat dan kebudayaan.
   Adat kebudayaan masyarakat desa masih sangat kental,  berbeda dengan masyarakat kota yang hampir keseluruhan adat dan kebiasaan nya sudah di pengaruhi oleh kebudayaan luar.
          

    Referensi